Jumat, 23 Maret 2012

Tak di Tutur Maka Menghilang : Beberapa Penyebutan Waktu di Tapanuli Bagian Selatan Yang Semakin Jarang (2)


Pada artikel  yang pertama, focus tentang pembagaian waktu selama 24 jam, maka berikut ini pembagian waktu selama satu bulan.  Berbeda dengan nama hari dalam bahasa Arab, atau Eropa yang jumlahnya tujuh hari, atau hari pasaran di Jawa yang hanya lima hari, maka Masyarakat Batak, termasuk dalam hal ini Tapanuli Bagian Selatan, bahwa satu nama untuk satu hari dalam sebulan.  Nama-nama tersebut mengikuti peredaran bulan seperti Tabel di bawah.  Apa relevansinya dengan saat sekarang ? secara langsung tidak ada, akan tetapi dalam presfektif  khasanah budaya, penyebutan tentang aspek waktu adalah kekayaan yang pernah dimiliki oleh masyarakat kita. Tentunya sayang,  kalau anak cucu orang Tapanuli Bagaian Selatan tidak pernah mengetahuinya.



Hari ke
Penyebutan
1
Artya
2
Suma
3
Anggara
4
Muda
5
Boraspati
6
Singkora
7
Samisara
8
Antian ni Aek
9
Suma Ni Mangadop
10
Anggara Sampulu
11
Muda Ni Mangadop
12
Boraspati ni tangkup
13
Singkora purnama
14
Samisara purasa
15
Tula
16
Suma Ni Holom
17
Anggara ni Holom
18
Muda Ni Holom
19
Barospati ni Holom
20
Singkora Mora turun
21
Samisara Mora turun
22
Antian ni Angga
23
Suma ni Mate
24
Anggara ni Begu
25
Muda Ni Mate
26
Boraspati na gok
27
Singkora duduk
28
Samisara bulan mate
29
Hurung
30
Ringkar


Selanjutnya Nama-nama Bulan yang 12  juga di kenal dalam kehidupan masyarakat kita jaman dahulu kala. Bulan pertama bertepatan dengan bulan April. Ketika itu konstelasi bulan berkaitan dengan arus angin kencang yang menderu-deru selama 11 hari. Keadaan ini terjadi sesudah hari-hari buruk pada bulan Maret yang di sebut Lobi-lobi ni bulan. Penyebutan nama bulan tersebut adalah seperti pada tabel di bawah ini.

No
Nama Bulan
Penyebutan
1
April
Sipaha sada
2
Mei
Sipaha Dua
3
Juni
Sipaha Tolu
4
Juli
Sipaha Opat
5
Agustus
Sipaha Lima
6
September
Sipaha Onom
7
Oktober
Sipaha Pitu
8
November
Sipaha Walu
9
Desember
Sipaha Sia
10
Januari
Sipaha Sampulu
11
Februari
Li
12
Maret
Hurung

















Persepsi para pendahulu masyarakat Tapanuli Bagian Selatan terhadap waktu begitu kuat, mereka sangat terikat pada perjalanan waktu dan memanfaatkan waktu demi waktu dengan penghayatan yang kuat…Jadi sebenarnya tidak ada istilah “jam karet” dalam budaya masyarakat Tapanuli Bagian Selatan….Semoga (Oleh : Mahmulsyah Daulay, dikompilasi dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar