Oleh :
Mahmulsyah Daulay
“Ulang
anggap enteng tu bayo pengguris on,
Muda manimbang gota hepeng sajo
di saku on”, demikan dua penggal lagu daerah yang pernah penulis
dengar dan hits waktu masih di kampung asal di Tapanuli Bagian Selatan pada
penghujung tahun 70-an. Munculnya lagu
tersebut tentu memiliki latar belakang. Pada saat itu harga getah
sangat menjanjikan. Harga satu kg getah
karet basah saat itu kurang lebih setara dengan 1 tabung beras (kira-kira 5
liter). Di sisi lain kondisi pohon karet
pada masa itu relative masih baik dalam konteks perkebunan karet rakyat.
Perkebunan Karet Rakyat
Perkebunan Karet Rakyat
Sampai sekarang, karet masih menjadi sumber
pendapatan utama sehari-hari bagi sebagian besar masyarakat petani di Tapanuli
Bagian Selatan. Jika memperhatikan data
yang di keluarkan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara menunjukkan
bahwa 38, 18 persen luas tanaman karet perkebunan rakyat terdapat di wilayah Tapanuli Bagian Selatan,
dan menyumbang produksi sebesar 25,85 persen dari total produksi karet rakyat
Sumatera Utara. Lihat tabel di bawah.