Menurut
Studi yang baru-baru ini dilaksanakan oleh LIPI bahwa jumlah bahasa daerah yang
terdapat di Indonesia berjumlah kurang lebih 750 jenis bahasa daerah. Papua menduduki posisi pertama sebagai daerah
yang paling banyak memiliki bahasa daerah, kurang lebih 200 jenis bahasa
daerah. Akan tetapi di wilayah Nusa Tenggara Barat maupun Timur di ketahui semakin banyak bahasa daerah yang
hampir punah karena yang menggunakan (penutur) bahasa tersebut semakin
sedikit. Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang paling banyak digunakan
(penutur) sekitar 76 juta orang dan bahasa Batak menduduki posisi kelima,
yang digunakan oleh sekitar 6 juta orang.
Budaya
suatu daerah biasanya diperkenalkan lewat bahasa daerah itu juga Jika bahasa daerahnya punah maka hampir bisa
dipastikan kelanjutan budayanya pun
terancam. Tapanuli Bagian Selatan sejak jaman dahulu kala sebenarnya banyak
memiliki kekayaan hasanah bahasa yang saat ini sudah
jarang mendengar, jangankan orang kita yang berdomisili di rantau, di kampung asal kita pun mungkin sudah
jarang di pakai. Seperti halnya konsep nilai waktu atau hatiha atau ombas yang
berarti masa atau waktu. . Ada istilah atau penyebutan terhadap ombas atau waktu selama 24 jam yang
pernah ada di Tapanuli Bagian Selatan seperti pada Tabel berikut.
Waktu
Menurut Jarum Jam
|
Waktu
menurut Situasi dan Peredaran Matahari
|
06:00
|
Bincar mata ni ari
|
07:00
|
Manyogot
|
08:00
|
Tarbakta
|
09:00
|
Tarbakta raja
|
10:00
|
Sagang
|
11:00
|
Humara hos
|
12:00
|
Hos
|
13:00
|
Guling
|
14:00
|
Guling dao
|
15:00
|
Tolu Gala
|
16:00
|
Dua gala
|
17:00
|
Andos potang
|
18:00
|
Bot, bonom mata ni ari
|
19:00
|
Samon
|
20:00
|
Hatiha mangan
|
21:00
|
Tungkap hudon
|
22:00
|
Sampe modom
|
23:00
|
Sampe sinok modom
|
24:00
|
Tonga Borngin
|
01:00
|
Haroro ni panangko
|
02:00
|
Martahuak mirik
|
03:00
|
Martahuak manuk pasadaon
|
04:00
|
Martahuak manuk paduaon, andos torang, boha-boha
ijuk
|
05:00
|
Torang ari
|
Pembagian waktu yang seperti di atas tentunya
muncul berdasarkan pengalaman para nenek moyang dahulu kala. Setelah Islam masuk dan menjadi pedoman
hidup, maka Ombas itu ter modifikasi,
misalnya yang terkait dengan waktu sholat sering di sebut kotu Magorib, kotu Isya, kotu Shubuh, kotu Luhur dan kotu Asar. Syukurnya penyebutan kotu sampai sekarang
masih sering digunakan karena terkait dengan kegiatan ibadah sehari-hari. (Oleh : Mahmulsyah Daulay, dikompilasi dari
berbagai sumber).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar