Oleh Ir. Mahmulsyah Daulay
Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu daerah penghasil gula
aren utama di Indonesia. Baru-baru ini dikabarkan bahwa luas tanaman aren di
Provinsi Sumatra Utara tercatat seluas 4.400 Ha yang tersebar di berbagai
kabupaten. Merujuk pada informasi dari Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara
dengan luas areal tersebut dapat memproduksi gula aren sebanyak 2.708 ton per
tahun. Sementara itu, kebutuhan gula aren di Provinsi Sumatra Utara
diperkirakan sebanyak 20.000 ton per tahun. Ini mengindikasikan bahwa
kebutuhan gula aren di Provinsi Sumatra Utara masih jauh dari mencukupi.
Permintaan gula aren yang demikian besar di Provinsi Sumatra Utara merupakan
isyarat adanya prospek yang menjanjikan untuk pengusahaan gula aren. Potensi
ini semakin besar jika dikaitkan dengan peluang ekspor ke negara jiran
(Malaysia dan Singapura).
Sentra Gula Aren di Sumatra Utara
Salah satu daerah yang potensial untuk usaha gula aren di Provinsi
Sumatra Utara adalah daerah Tapanuli Bagian Selatan. Pada masa ini, sekitar 25
persen produksi gula aren yang beredar di Provinsi Sumatra Utara berasal dari
Tapanuli Bagian Selatan. Dua kabupaten di Tapanuli Bagian Selatan yang sangat
potensial sebagai lumbung gula aren dari dulu adalah Kabupaten Tapanuli Selatan
dan Kabupaten Mandailing Natal. Bahkan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara
telah mencanangkan dua kabupaten tersebut sebagai sentra pengembangan gula aren
menjadi gula semut (brown sugar).
Pada tahun 2008, potensi tanaman aren di
Kabupaten Mandailing Natal terdapat seluas 575 Ha yang tersebar di 23
kecamatan. Dari luas keseluruhan, seluas 339 Ha tanaman yang menghasilkan mampu
memproduksi gula aren sebanyak 589 ton per tahun. Sementara itu, terdapat
seluas 101 Ha tanaman aren yang belum menghasilkan. Sedangkan tanaman yang
tidak menghasilkan lagi tercatat seluas 134 Ha. Jumlah petani pengrajin gula
aren dari tahun ke tahun semakin bertambah. Pada tahun 2004 di Kabupaten
Mandailing Natal, jumlah petani yang mengusahakan gula aren terdapat sebanyak
203 petani dan tahun 2008 jumlahnya bertambah menjadi 261 petani.
Keekonomian Usaha Gula Aren
Di Kabupaten Tapanuli Selatan, tepatnya di desa Paran Julu,
Kecamatan Sipirok terdapat puluhan petani yang rata-rata mengusahakan 10-20
batang pohon aren. Petani gula aren di desa ini dalam sehari dapat menyadap
sekitar 10-15 pohon aren yang mampu menghasilkan nira sebanyak 10-30
liter. Dalam satu minggu dari 30-100 liter nira yang dihasilkan, seorang parragat
(sebutan untuk petani gula aren) dapat menghasilkan gula aren sebanyak 10-30
Kg.
Dengan hitungan sederhana, seorang parragat yang dapat
menghasilkan rata-rata 20 Kg gula aren per minggu dengan harga gula aren Rp
9.000, maka sebulan petani memperoleh penghasilan sebesar Rp 720.000. Jika
usaha aren ini memperhitungkan produk sampingannnya seperti ijuk maka
penghasilan dari usaha aren ini jauh lebih besar dari sekadar penghasilan dari
gula aren. Sebagaimana petani aren, mereka biasanya melakukan penjualan ijuk
yang di panen 2-3 kali setahun d\yang mana dalam satu pohon bisa
menghasilkan 5 Kg ijuk per pohon dengan harga 2000/Kg. Sementara itu dari
pohon yang sama, kolang-kaling dapat di panen dua tahun sekali, dimana satu
pohon aren dapat menghasil 100 Kg/pohon dengan harga Rp 3.000/Kg.
Nilai Tambah Usaha Gula Aren
Umumnya, para petani mengusahakan gula aren dengan menggunakan
teknologi yang sederhana. Sekalipun para petani masih dengan teknologi
sederhana tersebut, para peneliti dari World Agroforestry Centre (ICRAF) yang
pernah berkunjungan ke Desa Paran Julu Kecamatan Sipirok tahun 2008 yang lalu
berkesimpulan bahwa pengusahaan gula aren oleh petani sudah memenuhi tingkat
keekonomiannya. Untuk meningkatkan nilai tambah usaha gula aren ini dapat
diupayakan dengan teknologi yang lebih tepat, seperti pemilihan bibit, cara
memanen, teknik mengolah dan cara pengepakan yang tepat.
Namun sangat disayangkan pengembangan teknologi usaha gula aren
ini belum tersosialisasikan dengan baik. Peranan pemerintah daerah melalui
dinas perkebunan sangat diharapkan agar gairah usaha gula aren ini terus
meningkat dan mampu memasok gula aren secara terus-menerus untuk memenuhi
kebutuhan domestik dan ekspor. Pembinaan dan pengembangan yang terintegrasi
mulai dari hulu sampai ke hilir haruslah dijadikan sebagai strategi peningkatan
prospek usaha gula aren. Yaitu, mulai dari proses pembibitan, penanaman, panen,
sampai pada pasca produksi seperti pengolahan nira menjadi gula, pengembangan
peralatan masak serta strategi pemasaran.
Prospek Usaha Gula Aren
Usaha gula aren adalah usaha yang dapat dilakukan setiap orang.
Tanaman aren adalah termasuk tanaman yang tidak susah untuk dipelihara, sehingga
memberikan kemudahkan bagi para petani dalam pengelolaannya. Dalam setiap satu
hektar lahan dapat ditanami pohom aren sebanyak 200 batang yang pada tahun ke
enam pohon sudah dapat disadap. Jika pohon aren yang telah bisa
disadap sekitar 100 batang, maka untuk aren jenis genjah dapat
memproduksi nira sebanyak 10-15 liter per hari maka akan diperoleh nira
sebanyak 1.000-1.500 liter per hari. Sedangkan aren jenis dalam bisa
menghasilkan nira sebanyak 20-30 liter per hari, maka dalam satu hektarnya
dapat menghasil nira sebanyak 2.000–3.000 liter per hari. Apabila harga
nira per liter adalah Rp1.000, maka hasil yang diperoleh
petani dapat mencapai 1–3 juta rupiah per hari. Jika nira tersebut
diolah menjadi gula maka akan menghasilkan 200-300 Kg gula gula aren. Jika
harga gula di tingkat petani sebesar Rp 9.000/Kg, maka penghasilan kotor petani
gula aren berkisar antara Rp 1,8 juta dan Rp Rp 2,7 juta.
Hasil usaha gula aren ini jelas merupakan suatu usaha yang sangat
mungkin dilakukan dan sangat menjanjikan. Selain keekonomiannya cukup memadai,
juga prospek pasarnya masih tak terbatas. Sekalipun penerapan teknologi dalam
pertanian aren dan usaha gula aren belum terlaksana dengan baik, tetapi
hasil yang diharapkan sudah menunjukkan keuntungan. Dengan demikian, tanaman
aren layak menjadi pilihan untuk terus dikembangkan menjadi tanaman
produktif dalam rangka meningkatkan pendapatan petani di Wilayah Tapanuli
Bagian Selatan (Sumber: Dikompilasi dari berbagai sumber)
Artikel ini sudah pernah dimuat di
akhirmh.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar