Kamis, 23 Februari 2012

Tapanuli Selatan Tempo Dulu : Ditengah Dinamika Pergaulan Dunia


Sekitar 13 abad yang lalu Tapanuli Bagian Selatan telah terbuka terhadap pengaruh luar.  Prasasti Kedukan Bukit (682 M) antara lain memberi petunjuk keterbukaan tersebut.  Dalam teks prasasti tersebut terdapat toponim Minanga Tamvan yang ditafsirkan oleh Prof.Dr. Slamet  bahwa,  Binanga dahulu kala berada di garis Selat Malaka di daerah  aliran Batang Barumun yang merupakan tempat penting dalam dunia perdagangan.    Pada abad tersebut Binanga adalah sebagai kota dagang di jalur perdagangan internasional Selat Malaka.  Wilayah ini menjadi daerah taklukan Sriwijaya ketika itu.

Kemudian dalam prasasti Tanjore (1030 M) juga disebutkan bahwa kawasan Tapanuli Bagian Selatan pernah menjadi ajang peperangan dengan Rajendra Cola Dewa dari India Selatan.  Bukti-bukti sejarah mengisyaratkan bahwa kawasan ini memang benar-benar pernah menjadi pusat perdagangan sekaligus pusat ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama Budha dan Hindu. Beberapa bukti sampai saat ini masih dapat disaksikan berupa peninggalan barang-barang purbakala di seluruh wilayah Tapanuli Bagian Selatan, terutama di kawasan timur sepanjang  daerah aliran sungai Batang Pane, Batang Barumun, Aek Sirumambe berupa candi-candi.  Dahulu kala sungai-sungai besar seperti Batang Barumun, Batang Pane dapat dilayari dari muaranya di Selat Malaka sampai jauh masuk ke pedalaman Padang Bolak.




                                                                    Candi Portibi


Sejarawan Majapahit, Mpu Prapanca dalam karya monumentalnya Negarakertagama bertarikh 1365 M, mencatat pada Pupuh 13 nama-nama wilayah Tapanuli Bagian Selatan seperti Pane, Mandailing dan Padang Lawas (Pane, Mandahilin, Lwas.). Hal ini memberikan bukti bahwa wilayah kita, telah dikenal baik oleh kerajaan Majapahit  sebagai daerah penting di wilayah nusantara.

Selanjutnya, hal yang cukup menarik adalah tentang analisa bahwa Perang Paderi bukanlah satu-satunya gerakan Islam  yang masuk ke wilayah Tapanuli Bagian Selatan.  Setengah abad sebelum Perang Paderi, raja-raja Natal telah membuat perjanjian dengan VOC yang isinnya menyebutkan bahwa para raja bersumpah berdasarkan Alquran.  Pada tahun 1693 penguasa Natal telah membuat perjanjian dengan VOC yang kemudian di perbaharui tahun 1755. Salah satu contoh perjanjian itu adalah yang dibuat oleh Sultan Bagindo Martia Lelo pada tanggal 6 Maret 1760.dengan pihak VOC di kawasan itu bernama Moschel.  Teks perjanjian tersebut antara lain berbunyi : “…Sultan Bagindo Martia Lelo, radja’s van land van Natal, verklaeren onder eede en zweeren by de ALCORAN, by de rook van’t wierok en volgens onze gebruyken…” Hal ini memberikan gambaran bahwa Islam telah berpengaruh kuat di kawasan ini lama sebelum Perang Paderi.  Dan Islam masuk ke daerah Tapanuli Bagian Selatan dari tiga penjuru, pantai timur, pantai barat dan Minangkabau dari selatan.

Pengaruh lain yang paling menonjol adalah penjajahan Belanda yang banyak mengubah tatanan masyarakat.  Kemudian disusul oleh gerakan Misi Kristen yang dilaksanakan oleh Rheinische Missionsgesellschaft (RMG) yang berpusat di Barmen Jerman. Misi ini semula ada di Sipirok, selain mengembangkan agama Kristen juga ingin membawa pembaharuan di kawasan tersebut.

Keterbukaan dalam rentang waktu yang lama membuat masyarakat Tapanuli Bagian Selatan punya pengalaman yang cukup panjang dalam menjalani berbagai kultur atau idelisme, maupun spiritual, yang kesemuanya memberikan cakrawala yang luas bagi cara berpikir orang – orang Tapanuli Bagian Selatan.
Dengan keterbukaan tersebut juga memberikan dorongan bagi masyakatnya untuk mengetahui keadaan dunia luar.  Salah satu contoh adalah keberadaan orang Angkola, Sipirok, Padang Lawas dan Mandailing di Malaysia.  Mentalitas mandiri yang dinamik ternyata diwarisi sehingga banyak diantara mereka yang menduduki posisi penting dalam sejarah Malaysia.  (Mahmulsyah Daulay : Dikompilasi dari berbagai sumber)




Sumber Bacaan Utama :
HORJA : Adat Istiadat Dalihan Na Tolu, Parsadaan Marga Harahap Dohot Anakboruna, 1993,Jakarta, 


Sumber Gambar:
beritadaerah.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar