Senin, 21 April 2014

Membangun Petani Indonesia Modern dan Profesional BY GERBANGTANI AGUSTUS 18, 2012

PELUANG DAN TANTANGAN
Indonesia adalah negara eksotis yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan budaya tradisi masyarakat yang menghormati alam. Tidak heran kalau para pendahulu kita memproklamirkan negeri ini sebagai negara agraris dan menjadikan lahan pertanian sebagai tulang punggung kehidupan masyarakatnya. Sejak berabad-abad yang lalu, sebagian besar masyarakat kita telah menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian dan menjadikan petani sebagai profesi turun temurun. Hingga saat ini para petani inilah yang berjasa besar dalam memasok kebutuhan pangan kita sehari-hari dan menjauhkan kita dari kelaparan. Hal ini sejalan dengan tujuan terbesar dari praksis pertanian yaitu untuk keberlanjutan alam semesta. Pemenuhan pangan adalah bagian intrinsik dalam keberlanjutan alam semesta itu sendiri.


Namun jasa para petani yang sangat besar ini seolah berbanding terbalik dengan realitas kehidupannya sehari-hari. Sebagian besar dari mereka masih hidup di bawah garis kemiskinan dan belum sejahtera. Kondisi ini diperparah dengan sulitnya mengakses permodalan, seringnya gagal panen karena lahannya terserang hama dan ketidakpastian iklim serta jatuhnya harga komoditas pertanian di pasar. Selain itu pola pikir sebagian besar petani kita yang cenderung statis dan sulit berubah menyebabkan keberadaan mereka sebagai mitra penyuluh semakin sulit diharapkan yang pada ujungnya makin memperparah posisi mereka. Sehingga wajar saja kalau sebagian masyarakat kita masih menganggap petani sebagai pekerja kotor, jauh dari kota, kelompok ekonomi lemah dan tidak memiliki masa depan cerah.
Keadaan ini seharusnya tidak perlu terjadi, Indonesia adalah salah satu negara Mega Biodiversity (kekayaan akan keanekaragaman hayati ekosistem, sumberdaya genetika, dan spesies yang sangat berlimpah), dan memiliki sekitar 60 persen dari dua juta spesies tumbuhan di dunia. Sangat disayangkan kalau kekayaan alam yang sangat melimpah ini menjadi sia-sia karena kita sendiri tidak mampu mengolahnya.
Kini sudah saatnya dibentuk sebuah grand strategy yang memuat target dan sasaran yang menjadi kesepakatan dan acuan semua pihak di negara ini dalam pembangunan pertanian berbasis para petani ini. Petani sebagai ujung tombak pertanian Indonesia harus segera bermetamorfosa menjadi petani yang modern dan professional agar dapat mengolah kekayaan alam ini secara maksimal sehingga pada akhirnya mampu bersaing dengan negara-negara penghasil pertanian lainnya.
Strategi utama untuk membangun petani yang modern dan profesional adalah dengan penguatan ekonomi petani dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Program ini mutlak diperlukan agar mereka dapat diberdayakan dan bukan diperdaya oleh pasar dan para mafia ekonomi. Menurut Muhammad Yunus , orang-orang miskin (para petani) itu cerdas, yang mereka butuhkan hanya akses dan lingkungan yang memungkinkan kreativitasnya berkembang.
Langkah pertama dalam penguatan ekonomi petani sebenarnya telah pemerintah lakukan dengan reorientasi dari pendekatan produksi ke pendapatan petani dengan konsep agribisnis. Selain itu, untuk tanaman padi pemerintah juga telah menerapkan kebijakan stabilisasi harga gabah di dalam negeri agar harga komoditas tidak jatuh. Namun untuk menambah akselerasi penguatan ekonomi petani, program ini perlu ditambah dengan penyediaan/perbaikan infrastruktur termasuk perbaikan sistem perbenihan/perbibitan, penanganan pembiayaan pertanian, dan fasilitasi pemasaran hasil pertanian.
Sementara itu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, hal yang perlu dilakukan adalah perbaikan sistim penyuluhan dan penguatan kelembagaan petani. Dalam hal ini, negara Australia bisa kita jadikan contoh. Australia adalah negara industri maju berbasis pertanian. Beberapa komoditas andalan ekspor mereka diantaranya adalah Apel, Jeruk, Gandum, Strawberry, Sapi dan Domba. Pengembangan pertanian negeri kangguru ini sangat kuat dan ditopang dengan penelitian serta penyuluhan pertanian profesional. Permintaan pangan dunia yang tinggi dan besarnya profit yang mereka hasilkan menimbulkan sinergi yang baik antara para petani dan penyuluh. Atas dasar orientasi inilah penyuluh memberikan pelayanan purna suluh (after extention service) dan pendampingan secara prima kepada petani serta melakukan pendampingan secara utuh tentang teknologi yang diintroduksikan sampai pada pelayanan usaha pertanian (inovasi teknologi, informasi dan komunikasi teknologi, pembiayaan perusahaan).
Penyuluh juga bekerja sama dengan peneliti dalam melakukan penelitian di kebun percobaan dan membawanya ke petani dengan melakukan riset aksi (action research) di lahan petani (on farm trial in local area). Pada setiap even introduksi inovasi teknologi ini, para penyuluh melakukan farmers field day dan pada akhir kegiatan dilakukan open days (open house atau temu lapangan). Para penyuluh dan peneliti bekerja sama secara profesional dan saling menghargai dengan penuh pengertian dan prinsip kesetaraan untuk mendorong petani agar memiliki kemampuan di pasar untuk menghasilkan profit.
Prinsip ini bisa kita adopsi dalam menyusun strategi penyuluhan yang purna suluh terhadap petani Indonesia. Tenaga penyuluh yang andal dan profesional mutlak diperlukan guna menambah akselerasi pembangunan pertanian di Indonesia. Untuk itu sudah saatnya keterlibatan semua pihak dalam mendukung penyuluhan, melalui penyelenggaraan pelatihan, komunikasi hasil penelitian, peningkatan kemampuan penyuluh pertanian serta penyampaian informasi ke petani. Sehingga akan terwujud share knowledge dan saling mengisi antara penyuluh dan petani dan pada akhirnya dapat memecahkan masalah yang dihadapi petani.
Saat ini masih diperlukan upaya yang sistematis dalam membangun penyuluh yang andal dan sasarannya tidak hanya pada penyuluhan yang berstatus pegawai negeri sipil. Namun, bisa juga pada penyuluh swakarsa dari kalangan petani sendiri atau LSM dan swasta yang peduli pada pembangunan pertanian. Keterlibatan berbagai pihak ini tentu akan dapat memberikan input yang beragam pada petani sehingga diharapkan mendapat hasil pertanian yang lebih baik. Selain itu penguatan lembaga petani berbasis komunitas perlu dikembangkan supaya sikap kolektivisme mereka terbangun dan dapat memperluas jaringan antar sesama petani.
Dengan pola pendampingan yang handal, petani diharapkan mampu melakukan analisa usaha dengan baik dan mampu memanfaatkan jaringan teknologi modern seperti internet untuk mengetahui perubahan harga, komoditas unggulan, perubahan cuaca, metodologi dan pola bertani yang baru. Kondisi ini pada akhirnya dapat melahirkan sosok-sosok petani Indonesia yang modern dan profesional.
Petani yang telah berhasil memperlihatkan diri sebagai petani modern yang profesional akan lebih mampu mengolah sumber daya alam secara optimal. Meningkatnya pendapatan dan pengetahuan petani akan berdampak pula pada peningkatan gairah produksi pertanian nasional. Kondisi ini tentu akan berpengaruh besar pada pasar domestik kita yang saat ini masih tergantung pada produk pertanian impor. Ketergantungan pada pertanian produk asing pun dapat kita kurangi secara bertahap dan dalam jangka waktu tertentu kita dapat menargetkan untuk swasembada. Pada gilirannya Petani yang modern dan profesional juga akan lebih siap dalam menghadapi tantangan persaingan pasar global.
Perlu kita ingat bahwa dulu pertanian kita pernah mengalami sejarah kelam yaitu dengan diberlakukannya sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1830 hingga 1870. Sistem yang sangat menyengsarakan para petani kita ini telah memberikan sumbangan besar bagi modal kerajaan Belanda dengan total saldo keuntungan sebesar 823 juta gulden dan mengubah kas mereka yang semula defisit menjadi surplus.
Dari peristiwa tanam paksa ini kita dapat memetik pelajaran bagaimana tanah subur negeri ini telah mampu membangun sebuah peradaban penjajah yang hampir bangkrut dan mentransformasikannya menjadi negara industri dan perdagangan yang kokoh dan kuat. Kita harus yakin bahwa dengan lahirnya sosok-sosok petani modern dan professional dapat mendorong pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan dapat mentransformasikan negeri ini menjadi negara industri maju berbasis pertanian.

Petani memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan Indonesia secara keseluruhan. Pasokan pangan yang aman memungkinkan masyarakat dapat bekerja lebih baik, para siswa dapat belajar dengan nyaman dan pemerintah dapat membangun dengan tenang tanpa merasa khawatir mengalami goncangan pasokan dan harga pangan. Pembangunan pertanian bangsa sudah saatnya berorientasi pada petani sehingga visi pertanian 2020 dalam mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, modern dan efisien dapat terlaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar