PELUANG DAN TANTANGAN
Indonesia adalah
negara eksotis yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan budaya
tradisi masyarakat yang menghormati alam. Tidak heran kalau para pendahulu kita
memproklamirkan negeri ini sebagai negara agraris dan menjadikan lahan
pertanian sebagai tulang punggung kehidupan masyarakatnya. Sejak berabad-abad
yang lalu, sebagian besar masyarakat kita telah menggantungkan hidupnya pada
lahan pertanian dan menjadikan petani sebagai profesi turun temurun. Hingga
saat ini para petani inilah yang berjasa besar dalam memasok kebutuhan pangan
kita sehari-hari dan menjauhkan kita dari kelaparan. Hal ini sejalan dengan
tujuan terbesar dari praksis pertanian yaitu untuk keberlanjutan alam semesta.
Pemenuhan pangan adalah bagian intrinsik dalam keberlanjutan alam semesta itu
sendiri.
Namun jasa para petani
yang sangat besar ini seolah berbanding terbalik dengan realitas kehidupannya
sehari-hari. Sebagian besar dari mereka masih hidup di bawah garis kemiskinan dan
belum sejahtera. Kondisi ini diperparah dengan sulitnya mengakses permodalan,
seringnya gagal panen karena lahannya terserang hama dan ketidakpastian iklim
serta jatuhnya harga komoditas pertanian di pasar. Selain itu pola pikir
sebagian besar petani kita yang cenderung statis dan sulit berubah menyebabkan
keberadaan mereka sebagai mitra penyuluh semakin sulit diharapkan yang pada
ujungnya makin memperparah posisi mereka. Sehingga wajar saja kalau sebagian
masyarakat kita masih menganggap petani sebagai pekerja kotor, jauh dari kota,
kelompok ekonomi lemah dan tidak memiliki masa depan cerah.
Keadaan ini seharusnya
tidak perlu terjadi, Indonesia adalah salah satu negara Mega Biodiversity
(kekayaan akan keanekaragaman hayati ekosistem, sumberdaya genetika, dan
spesies yang sangat berlimpah), dan memiliki sekitar 60 persen dari dua juta
spesies tumbuhan di dunia. Sangat disayangkan kalau kekayaan alam yang sangat
melimpah ini menjadi sia-sia karena kita sendiri tidak mampu mengolahnya.
Kini sudah saatnya
dibentuk sebuah grand strategy yang memuat target dan sasaran yang menjadi
kesepakatan dan acuan semua pihak di negara ini dalam pembangunan pertanian
berbasis para petani ini. Petani sebagai ujung tombak pertanian Indonesia harus
segera bermetamorfosa menjadi petani yang modern dan professional agar dapat
mengolah kekayaan alam ini secara maksimal sehingga pada akhirnya mampu
bersaing dengan negara-negara penghasil pertanian lainnya.
Strategi utama untuk
membangun petani yang modern dan profesional adalah dengan penguatan ekonomi
petani dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Program ini mutlak
diperlukan agar mereka dapat diberdayakan dan bukan diperdaya oleh pasar dan
para mafia ekonomi. Menurut Muhammad Yunus , orang-orang miskin (para petani)
itu cerdas, yang mereka butuhkan hanya akses dan lingkungan yang memungkinkan
kreativitasnya berkembang.
Langkah pertama dalam
penguatan ekonomi petani sebenarnya telah pemerintah lakukan dengan reorientasi
dari pendekatan produksi ke pendapatan petani dengan konsep agribisnis. Selain
itu, untuk tanaman padi pemerintah juga telah menerapkan kebijakan stabilisasi
harga gabah di dalam negeri agar harga komoditas tidak jatuh. Namun untuk
menambah akselerasi penguatan ekonomi petani, program ini perlu ditambah dengan
penyediaan/perbaikan infrastruktur termasuk perbaikan sistem
perbenihan/perbibitan, penanganan pembiayaan pertanian, dan fasilitasi
pemasaran hasil pertanian.
Sementara itu untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, hal yang perlu dilakukan adalah
perbaikan sistim penyuluhan dan penguatan kelembagaan petani. Dalam hal ini,
negara Australia bisa kita jadikan contoh. Australia adalah negara industri
maju berbasis pertanian. Beberapa komoditas andalan ekspor mereka diantaranya
adalah Apel, Jeruk, Gandum, Strawberry, Sapi dan Domba. Pengembangan pertanian
negeri kangguru ini sangat kuat dan ditopang dengan penelitian serta penyuluhan
pertanian profesional. Permintaan pangan dunia yang tinggi dan besarnya profit
yang mereka hasilkan menimbulkan sinergi yang baik antara para petani dan
penyuluh. Atas dasar orientasi inilah penyuluh memberikan pelayanan purna suluh
(after extention service) dan pendampingan secara prima kepada petani serta
melakukan pendampingan secara utuh tentang teknologi yang diintroduksikan sampai
pada pelayanan usaha pertanian (inovasi teknologi, informasi dan komunikasi
teknologi, pembiayaan perusahaan).
Penyuluh juga bekerja
sama dengan peneliti dalam melakukan penelitian di kebun percobaan dan
membawanya ke petani dengan melakukan riset aksi (action research) di lahan
petani (on farm trial in local area). Pada setiap even introduksi inovasi
teknologi ini, para penyuluh melakukan farmers field day dan pada akhir
kegiatan dilakukan open days (open house atau temu lapangan). Para penyuluh dan
peneliti bekerja sama secara profesional dan saling menghargai dengan penuh
pengertian dan prinsip kesetaraan untuk mendorong petani agar memiliki
kemampuan di pasar untuk menghasilkan profit.
Prinsip ini bisa kita
adopsi dalam menyusun strategi penyuluhan yang purna suluh terhadap petani
Indonesia. Tenaga penyuluh yang andal dan profesional mutlak diperlukan guna
menambah akselerasi pembangunan pertanian di Indonesia. Untuk itu sudah saatnya
keterlibatan semua pihak dalam mendukung penyuluhan, melalui penyelenggaraan
pelatihan, komunikasi hasil penelitian, peningkatan kemampuan penyuluh
pertanian serta penyampaian informasi ke petani. Sehingga akan terwujud share
knowledge dan saling mengisi antara penyuluh dan petani dan pada akhirnya dapat
memecahkan masalah yang dihadapi petani.
Saat ini masih
diperlukan upaya yang sistematis dalam membangun penyuluh yang andal dan
sasarannya tidak hanya pada penyuluhan yang berstatus pegawai negeri sipil.
Namun, bisa juga pada penyuluh swakarsa dari kalangan petani sendiri atau LSM
dan swasta yang peduli pada pembangunan pertanian. Keterlibatan berbagai pihak
ini tentu akan dapat memberikan input yang beragam pada petani sehingga
diharapkan mendapat hasil pertanian yang lebih baik. Selain itu penguatan
lembaga petani berbasis komunitas perlu dikembangkan supaya sikap kolektivisme
mereka terbangun dan dapat memperluas jaringan antar sesama petani.
Dengan pola
pendampingan yang handal, petani diharapkan mampu melakukan analisa usaha
dengan baik dan mampu memanfaatkan jaringan teknologi modern seperti internet
untuk mengetahui perubahan harga, komoditas unggulan, perubahan cuaca,
metodologi dan pola bertani yang baru. Kondisi ini pada akhirnya dapat
melahirkan sosok-sosok petani Indonesia yang modern dan profesional.
Petani yang telah
berhasil memperlihatkan diri sebagai petani modern yang profesional akan lebih
mampu mengolah sumber daya alam secara optimal. Meningkatnya pendapatan dan
pengetahuan petani akan berdampak pula pada peningkatan gairah produksi
pertanian nasional. Kondisi ini tentu akan berpengaruh besar pada pasar
domestik kita yang saat ini masih tergantung pada produk pertanian impor.
Ketergantungan pada pertanian produk asing pun dapat kita kurangi secara
bertahap dan dalam jangka waktu tertentu kita dapat menargetkan untuk
swasembada. Pada gilirannya Petani yang modern dan profesional juga akan lebih
siap dalam menghadapi tantangan persaingan pasar global.
Perlu kita ingat bahwa
dulu pertanian kita pernah mengalami sejarah kelam yaitu dengan diberlakukannya
sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) oleh pemerintah
Hindia Belanda pada tahun 1830 hingga 1870. Sistem yang sangat menyengsarakan
para petani kita ini telah memberikan sumbangan besar bagi modal kerajaan
Belanda dengan total saldo keuntungan sebesar 823 juta gulden dan mengubah kas
mereka yang semula defisit menjadi surplus.
Dari peristiwa tanam
paksa ini kita dapat memetik pelajaran bagaimana tanah subur negeri ini telah
mampu membangun sebuah peradaban penjajah yang hampir bangkrut dan
mentransformasikannya menjadi negara industri dan perdagangan yang kokoh dan
kuat. Kita harus yakin bahwa dengan lahirnya sosok-sosok petani modern dan
professional dapat mendorong pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan
dan dapat mentransformasikan negeri ini menjadi negara industri maju berbasis
pertanian.
Petani memiliki peran
yang sangat strategis dalam pembangunan Indonesia secara keseluruhan. Pasokan
pangan yang aman memungkinkan masyarakat dapat bekerja lebih baik, para siswa
dapat belajar dengan nyaman dan pemerintah dapat membangun dengan tenang tanpa
merasa khawatir mengalami goncangan pasokan dan harga pangan. Pembangunan
pertanian bangsa sudah saatnya berorientasi pada petani sehingga visi pertanian
2020 dalam mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, modern dan efisien dapat
terlaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar