Oleh
: Mahmulsyah Daulay
Masyarakat kita
yang lahir dan besar di “Huta Hasorangan”, siapa yang tidak kenal manggis...?
Bentuknya bulat sempurna, dan jika sudah matang kulitnya berwarna cokelat
keunguan. Dalamnya putih serta rasa segarnya yang khas. Buah itu sekarang bertitel “Queen of Fruit” atau si Ratu Buah. Dahulu di Huta Hasorangan, jika manggis
sedang musim ada kebiasaan unik muncul
di tengah-tengah masyarakat, yang sering
disebut “Martako” yaitu menebak jumlah bilahan isi manggis.
Saat
ini, manggis merupakan
salah satu komoditi menyumbang devisa negara terbesar di Indonesia. Sehingga
memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai komoditas ekspor
Indonesia. Ekspor manggis Indonesia menempati urutan pertama ekspor buah segar
ke mancanegara, kemudian diikuti nanas dan jeruk. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal
Hortikultura Kementerian Pertanian Indonesia , volume ekspor manggis Indonesia
selama 3 tahun terakhir terus mengalami peningkatan dari 11.387 ton pada tahun
2010 meningkat menjadi 20.289 ton pada tahun 2012. Meningkatnya permintaan
ekspor, secara nasional produksi manggis juga terus mengalami peningkatan. Pada
tahun 2010 sebanyak 84.538 kilogram (kg), sedangkan tahun 2012, sekitar 190.287
kg.
Kemudian,
berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Sumatera Utara, pada tahun 2011,
Sumut telah mengekspor manggis ke Tiongkok (Cina) sebanyak 1.408 ton dengan
nilai eksporUS $ (1.018.637). Dinas
Pertanian Sumatera Utara juga menyampaikan bahwa, pada tahun 2011, luas lahan yang menghasilkan adalah seluas 76.731 Ha dengan Produksi
sebesar 93.316 kuintal atau setara dengan 9.332 ton. Selanjutnya pada tahun
2012, luas lahan yang menghasilkan adalah : 98.437 Ha, dengan produksi 131.818
Kwintal ata setara 13.182 ton. Dari sisi produksi kelihatan terjadi suatu
peningkatan.
Fakta yang
menarik perlu dicermati adalah bahwa, Direktorat
Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Indonesia telah menjadikan Tapanuli Selatan sebagai salah satu dari beberapa daerah di Indonesia
yang menjadi sentral buah manggis.
Hal yang senada juga di sampaikan Dinas Pertanian Sumatera Utara bahwa,
penyebaran manggis di , Sumatera Utara salah satunya adalah Tapanuli Selatan
dan Padang Lawas. Artinya, Tapanuli
Bagian Selatan adalah wilayah yang memiliki peran
sangat penting dalam menjamin keberlangsungan produksi buah manggis di
Sumatera Utara dan Indonesia.
Pertanyaannya adalah bagaimana profil “permanggisan” di Tapanuli
Selatan..? Jika memaknai angka-angka pada tabel di bawah, sepertinya
masih banyak hal yang perlu ditingkatkan agar Manggis bisa terasa Manis bagi
Masyarakat Tapanuli Selatan.
Dari sisi produksi, dari tahun ke
tahun kelihatan terjadi peningkatan produksi, namun angkanya tidak terlalu
besar. Kondisi ini tentu dipengaruhi
oleh tingkat produktifitas per hektar yg relatif masih belum tinggi yakni 5,2 –
7,7 ton. Negara tetangga, seperti Thailand telah bisa menghasilkan manggis
sekitar 16 ton dalam setiap hektarnya.
Kemudian dari sisi luas panen, cenderung meningkat, akan tetapi perlu suatu
usaha yg serius bagi stake holder untuk peningkatan luas produksi yang signifikan
sebagai salah satu daerah sentra manggis di Sumatera Utara.
Tabel : Luas Panen, Rata-rata
Produksi dan Produksi Manggis di Tapanuli Selatan
Tahun
|
Luas Panen (Ha)
|
Rata-rata Produksi (Ton)
|
Produksi (Ton)
|
2012
|
20
|
7,7
|
154
|
2011
|
366
|
5,2
|
1.903
|
2010
|
318
|
5,2
|
1.652
|
2009
|
237
|
5,2
|
1.209
|
2008
|
232
|
5.2
|
1.206
|
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultur Kab.Tapanuli Selatan, 2012
Selama ini, yang dinikmati dari buah
manggis adalah daging buahnya saja, sementara kulitnya dibuang. Belakangan diketahui
ternyata kulit buah manggis memiliki khasiat sebagai obat dari berbagai macam
penyakit, seperti obat diare, disentri, dan eksim. Buah
manggis mengandung catechins yang
terbukti lebih efektif dan lebih kuat jika dibandingkan vitamin C. Templeman yang menulis buku “A Doctor Challenge, A Mangosteen Solution” menyarankan mengkonsumsi
buah manggis setiap hari sebagai makanan suplemen, akan mendapatkan zat
antioksidan lebih banyak dibandingkan suplemen manapun yang ditawarkan dalam
obat-obatan. Selain itu kandungan alpha-mangostin
dan gamma-maostin pada buah manggis
juga bersifat sebagai antibakteri. Alpha-magodtin
juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang
berada di pasaran seperti amphicillin
dan minocycline."
Memberi bukti bahwa Tapanuli Bagian
Selatan adalah salah satu sentra produksi manggis di Indonesia bukanlah
pekerjaan yang ringan. Akan tetapi jika memiliki tujuan yang sama yakni dengan mengelola
Manggis dengan BAIK ( Bibit yg Unggul,
Penanganan Teknis Penanaman, Perawatan, Penanganan Pasca Panen) akan
menjadikan MANGGIS menjadi “MANIS” bagi masyarakat Tapanuli Bagian
Selatan...SEMOGA (Dikompilasi dari
berbagai Sumber)
@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar