Minggu, 20 April 2014

Manggis, Memberi Peluang “Manis” Bagi Masyarakat Tapanuli Bagian Selatan

Oleh : Mahmulsyah Daulay
                                                         
Masyarakat kita yang lahir dan besar di “Huta Hasorangan”, siapa yang tidak kenal manggis...? Bentuknya bulat sempurna, dan jika sudah matang kulitnya berwarna cokelat keunguan. Dalamnya putih serta rasa segarnya yang khas.  Buah itu sekarang bertitel “Queen of Fruit” atau si Ratu Buah.  Dahulu di Huta Hasorangan, jika manggis sedang musim ada kebiasaan unik  muncul di tengah-tengah masyarakat,  yang sering disebut “Martako” yaitu menebak jumlah bilahan isi manggis.



Saat ini, manggis merupakan salah satu komoditi menyumbang devisa negara terbesar di Indonesia. Sehingga memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai komoditas ekspor Indonesia. Ekspor manggis Indonesia menempati urutan pertama ekspor buah segar ke mancanegara, kemudian diikuti nanas dan jeruk.  Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Indonesia , volume ekspor manggis Indonesia selama 3 tahun terakhir terus mengalami peningkatan dari 11.387 ton pada tahun 2010 meningkat menjadi 20.289 ton pada tahun 2012. Meningkatnya permintaan ekspor, secara nasional produksi manggis juga terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 sebanyak 84.538 kilogram (kg), sedangkan tahun 2012, sekitar 190.287 kg.


Kemudian, berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Sumatera Utara, pada tahun 2011, Sumut telah mengekspor manggis ke Tiongkok (Cina) sebanyak 1.408 ton dengan nilai eksporUS $ (1.018.637).   Dinas Pertanian Sumatera Utara juga menyampaikan bahwa,  pada tahun 2011, luas lahan yang menghasilkan  adalah seluas 76.731 Ha dengan Produksi sebesar 93.316 kuintal atau setara dengan 9.332 ton. Selanjutnya pada tahun 2012, luas lahan yang menghasilkan adalah : 98.437 Ha, dengan produksi 131.818 Kwintal ata setara 13.182 ton. Dari sisi produksi kelihatan terjadi suatu peningkatan.

Fakta yang menarik perlu dicermati adalah bahwa,   Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Indonesia telah menjadikan  Tapanuli Selatan sebagai  salah satu dari beberapa daerah di Indonesia yang menjadi  sentral buah  manggis.  Hal yang senada juga di sampaikan Dinas Pertanian Sumatera Utara bahwa, penyebaran manggis di , Sumatera Utara salah satunya adalah Tapanuli Selatan dan Padang Lawas.  Artinya, Tapanuli Bagian Selatan   adalah wilayah yang memiliki  peran  sangat penting dalam menjamin keberlangsungan produksi buah manggis di Sumatera Utara dan Indonesia.  Pertanyaannya adalah bagaimana profil “permanggisan” di Tapanuli Selatan..?  Jika memaknai  angka-angka pada tabel di bawah, sepertinya masih banyak hal yang perlu ditingkatkan agar Manggis bisa terasa Manis bagi Masyarakat Tapanuli Selatan.

Dari sisi produksi, dari tahun ke tahun kelihatan terjadi peningkatan produksi, namun angkanya tidak terlalu besar.  Kondisi ini tentu dipengaruhi oleh tingkat produktifitas per hektar yg relatif masih belum tinggi yakni 5,2 – 7,7 ton. Negara tetangga, seperti Thailand telah bisa menghasilkan manggis sekitar 16 ton dalam setiap hektarnya.  Kemudian dari sisi luas panen,  cenderung meningkat, akan tetapi perlu suatu usaha yg serius bagi stake holder untuk  peningkatan luas produksi yang signifikan sebagai salah satu daerah sentra manggis di Sumatera Utara.

Tabel : Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Manggis di Tapanuli Selatan
Tahun
Luas Panen (Ha)
Rata-rata Produksi (Ton)
Produksi (Ton)
2012
20
7,7
154
2011
366
5,2
1.903
2010
318
5,2
1.652
2009
237
5,2
1.209
2008
232
5.2
1.206
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultur Kab.Tapanuli Selatan, 2012

Selama ini, yang dinikmati dari buah manggis adalah daging buahnya saja, sementara kulitnya dibuang. Belakangan diketahui ternyata kulit buah manggis memiliki khasiat sebagai obat dari berbagai macam penyakit, seperti obat diare, disentri, dan eksimBuah manggis mengandung catechins yang terbukti lebih efektif dan lebih kuat jika dibandingkan vitamin C. Templeman yang menulis buku “A Doctor Challenge, A Mangosteen Solution” menyarankan mengkonsumsi buah manggis setiap hari sebagai makanan suplemen, akan mendapatkan zat antioksidan lebih banyak dibandingkan suplemen manapun yang ditawarkan dalam obat-obatan. Selain itu kandungan alpha-mangostin dan gamma-maostin pada buah manggis juga bersifat sebagai antibakteri. Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline."
Memberi bukti bahwa Tapanuli Bagian Selatan adalah salah satu sentra produksi manggis di Indonesia bukanlah pekerjaan yang ringan. Akan tetapi jika memiliki tujuan yang sama yakni dengan mengelola Manggis dengan BAIK ( Bibit yg Unggul, Penanganan Teknis Penanaman, Perawatan, Penanganan Pasca Panen) akan menjadikan MANGGIS menjadi “MANIS” bagi masyarakat Tapanuli Bagian Selatan...SEMOGA  (Dikompilasi dari berbagai Sumber)


@@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar