Oleh :
Mahmulsyah Daulay
“Ulang
anggap enteng tu bayo pengguris on,
Muda manimbang gota hepeng sajo
di saku on”, demikan dua penggal lagu daerah yang pernah penulis
dengar dan hits waktu masih di kampung asal di Tapanuli Bagian Selatan pada
penghujung tahun 70-an. Munculnya lagu
tersebut tentu memiliki latar belakang. Pada saat itu harga getah
sangat menjanjikan. Harga satu kg getah
karet basah saat itu kurang lebih setara dengan 1 tabung beras (kira-kira 5
liter). Di sisi lain kondisi pohon karet
pada masa itu relative masih baik dalam konteks perkebunan karet rakyat.
Perkebunan Karet Rakyat
Perkebunan Karet Rakyat
Sampai sekarang, karet masih menjadi sumber
pendapatan utama sehari-hari bagi sebagian besar masyarakat petani di Tapanuli
Bagian Selatan. Jika memperhatikan data
yang di keluarkan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara menunjukkan
bahwa 38, 18 persen luas tanaman karet perkebunan rakyat terdapat di wilayah Tapanuli Bagian Selatan,
dan menyumbang produksi sebesar 25,85 persen dari total produksi karet rakyat
Sumatera Utara. Lihat tabel di bawah.
LUAS
TANAMAN DAN PRODUKSI KARET TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT DI EMPAT KABUPATEN TAHUN
2010
|
|||||||
No
|
Kabupaten
|
Luas Tanaman (Ha)
|
PRODUKSI (Ton)
|
||||
TBM
|
TM
|
TTM
|
JUMLAH
TOTAL
|
||||
1
|
Mandailing Natal
|
6,637.14
|
43,865.50
|
20773.54
|
71,276.18
|
37,383.18
|
|
2
|
Tapanuli Selatan
|
5,448.50
|
9,557.75
|
8,782.75
|
23,789.00
|
6,700.53
|
|
3
|
Padang Lawas Utara
|
14,894.00
|
24,141.00
|
2,550.00
|
41,585.00
|
20,900.64
|
|
4
|
Padang Lawas
|
6,204.00
|
4,024.00
|
1,126.00
|
11,354.00
|
3,504.65
|
|
Jumlah Tabagsel
|
33,183.64
|
81,588.25
|
33,232.29
|
148,004.18
|
68,489.00
|
||
Jumlah Sumut
|
54,817.44
|
287,985.68
|
44,844.69
|
387,647.81
|
264,927.75
|
||
Persen terhadap Provinsi
|
60.534822
|
28.330662
|
74.1053
|
38.180063
|
25.85195
|
||
Sumber : Dinas Perkebunan Sumatera Utara
|
Hal yang menggembirakan adalah, terdapat potensi bagi Tapanuli Bagian
Selatan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dari karet ini. Terdapat 60,53 persen Tanaman belum menghasilkan,
artinya suatu saat dengan perwatan dasar yang dilakukan, maka akan menjadi
Tanaman Menghasilkan, luasnya mencapai 33 ribu hektar. Meskipun disadari Tanaman Tidak menghasilkan
(umumnya umurnya produksinya telah lewat yakni 20-30thn), di Tapanuli Bagaian
Selatan sungguh banyak , yakni mencapai
74,10 persen, sungguh besar. Hal ini menunjukkan bahwa proses peremajaan yang
dilakukan terlambat.
Indonesia pernah menguasai pasaran karet
alam Internasional pada era pasca – Perang Dunia II. Waktu itu boleh dikatakan
sebagian besar dipasok oleh Indonesia (sebagai produsen karet utama dunia).
Sayangnya posisi tersebut tidak diikuti dengan langkah – langkah penunjang
seperti :
1. pengelolaan kebun
karet dikatakan kurang baik;
2. perluasan kebun karet
kurang dilakukan;
3. peremajaan tanaman –
tanaman karet tua hampir tak dipikirkan;
4. penyadapan yang
berlebihan / teknik penyadapan;
5. kualitas sumber daya
manusianya.
Harus diakui hasil dan mutu produksi karet alam Indonesia masih rendah.
Sekiranya masih mengharapkan devisa terus mengalir dari tetes getah pohon karet
maka peningkatan hasil dan mutu produksi harus dilakukan, bagaimana caranya?
Itu semua tidak terlepas dari penanganan perkebunan karet, pengelolaan serta
pengolahan yang baik.
nda be dabe uda anggo maso on,,,
BalasHapusmayup pangguris.....
8000 dm arga ni gota i sian 15000....
sementara arga ni danon 35 lobi satabung...
inda nabanding be..