Tampilkan postingan dengan label Pemerintahan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemerintahan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 November 2012

“Para Pilot” Kabupaten Tapanuli Selatan dari Masa ke Masa


Oleh: Mahmulsyah Daulay

Sejak Bangsa Indonesia merdeka, negara ini sudah memiliki pemimpin pemerintahan atau presiden sebanyak 6 orang presiden.  Mulai dari Presiden Soekarno, Suharto, BJ.Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri dan yang masih menjabat sampai sekarang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.  Dinamika ideologi, sosial, ekonomi dan politik selalu muncul silih berganti  mengiringi kepemimpinan masing-masing presiden tersebut.

Dinamika pemimpin pemerintahan atau Bupati di Kabupaten Tapanuli Selatan dimulai sejak tahun  1950, karena pada tahun tersebutlah Kabupaten Tapanuli Selatan terbentuk.  Menurut informasi  yang terdapat pada situs resmi Pemerintah  Kabupaten Tapanuli Selatan menunjukkan bahwa Bupati pertama Kabupaten ini adalah Bapak Muda Siregar Gelar Sutan Doli.  Nama dan Periode Bupati Tapanuli Selatan lebih rinci dapat dilihat pada di bawah ini.

Tabel. Nama dan Periode Bupati Tapanuli Selatan  Dari 1950-Sekarang.


No
Nama Bupati
Periode
1
Muda Siregar Gelar Sutan Doli
1950-1951
2
Raja Junjungan Lubis
1951-1954
3
Abdul Aziz Lubis
1954
4
Wahid R
1954
5
Muhammad Nasib Nasution
1954-1955
6
Abdul Aziz Lubis
1955-1956
7
M.Nurdin Nasution
1956-1961
8
M.Nurdin Nasution
1961-1969
9
Ahmad Negara Nasution
1969-1970
10
M.Nurdin Nasution
1970-1974
11
Bgd. Syarif Hasibuan
1974-1979
12
Hamzah Lubis
1979-1984
13
H.A. Rasyid Nasution
1984-1989
14
Drs. Toharuddin Siregar
1989-1994
15
Drs. Sualoon Siregar
1994-1999
16
Ir.Suangkupon Siregar
1999-2000
17
Drs. H.M.Saleh Harahap
2000-2004
18
Ir. Abdul Rahim Siregar
2004-2005
19
Ir. Ongku P. Hasibuan
2005-2010
20
H.Syahrul M. Pasaribu
2010-sekarang


Dengan memperhatikan  tabel di atas,  Kabupaten Tapanuli Selatan sejak tahun 1950, telah menjalani 20 periode pemilihan Bupati.  Ada yang unik,  yakni pada tahun 1954, Tapanuli Selatan pernah  dijabat dua Bupati yang berbeda.  Kemudian terdapat 6 orang  bupati yang memerintah tidak lebih dari satu tahun.  Sementara Bupati yang paling lama memimpin Tapanuli  Selatan adalah  M. Nurdin Nasution yakni sempat tiga periode. Tiga periode tersebut selama 17 tahun.   Demikian gambaran singkat “Para Pilot” yang pernah memimpin Kabupaten Tapanuli Selatan.  Kini Tapanuli Selatan   telah di mekarkan menjadi empat Kabupaten dan satu Kotamadya.  Dinamika perubahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan  kesejahteraan warganya...Semoga...

@@@

Sumber :  Situs Resmi Kabupaten Tapanuli Selatan

Selasa, 15 Mei 2012

SUGUHAN “ANGKA” BUAT CALON PEMIMPIN KOTA PADANGSIDIMPUAN


Oleh : Mahmulsyah Daulay 

Secara geografis Kota Padangsidimpuan berada pada koordinat 010 28’,19’’ – 010 18’ 07’’ Lintang Utara (LU) dan 990 18’ 53’’ - 990 20’ 35’’ Bujur Timur (BT) dengan luas area 14.685,680 hektare. Luas area itu secara administratif dibagi ke dalam enam kecamatan terdiri atas 42 desa dan 37 kelurahan. Dari permukaan laut, Kota Padangsidimpuan memiliki ketinggian berkisar 522,8 meter, yang menunjukkan daerah ini adalah wilayah dataran tinggi.
Kota Padangsidimpuan  berada di lintas tengah, paling tidak bisa menghubungkan sembilan kabupaten dan kota di Sumatera, yaitu Kabupaten Pasaman Timur, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Padanglawas, Kabupaten Padanglawas Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga.


                                                        Taman Nasional Batang Toru

Jumat, 06 April 2012

Pemimpin dan Kepemimpinan,…Jelang Pilkada Pemimpin (bukan Pejabat) Kota Padangsidimpuan


(oleh : Mahmulsyah Daulay)


Tinggal dalam hitungan bulan tepatnya Oktober 2012, Kota Padangsidimpuan  akan segera melaksanakan proses demokrasi yaitu memilih walikota dan wakilnya sebagai  pemimpin Padangsidimpuan untuk lima tahun mendatang.  Para kandidat  tentunya berusaha menarik simpati masyarakat pemilih dengan  berbagai cara yang di perbolehkan menurut undang-undang.  Sudah barang tentu pada saat kampanye para kandidat akan menyampaikan jargon-jargon bahwa yang bersangkutan paling pantas  menjadi pemimpin di Kota Padangsidimpuan.  Oleh karena itu, sebelum menjatuhkan pilihan,  ada baiknya masyarakat Kota Padangsidimpuan merenungkan sebentar makna “Pemimpin dan Kepemimpinan .   

Selasa, 13 Maret 2012

Dalihan Na Tolu Sebagai Kearifan Lokal Versus Pelaksanaan Demokrasi Pada Masyarakat Tapanuli Bagian Selatan


Oleh:  Mahmulsyah Daulay

Memperhatikan judul artikel di atas, penulis bukan bermaksud mengadakan adu tanding pada dua konsep  nilai antara Dalihan Na Tolu dengan Demokrasi. Akan tetapi mencoba memahami bahwa sesungguhnya  kedua konsep tersebut  bisa menjadi penyeimbang bagi yang lain.  Dalihan Na Tolu, lahir tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat etnis Batak termasuk dalam hal ini Masyarakat Tapanuli Bagian Selatan,  yang sarat dengan nilai-nilai kekerabatan . Sedangkan demokrasi  pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di kota Yunani Kuno khususnya Athena.  Inti dari demokrasi adalah persamaan hak dan kedudukan dari setiap warga negara di dalam sebuah negara yang demokratis.

Saat sekarang,  negeri kita tercinta Indonesia telah menjadi salah satu negara demokrasi  terbesar di dunia. Hal itu di tandai adanya kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berpolitik. Sebagai warga negara masing-masing orang punya hak  untuk berperan aktif baik sebagai eksekutif, yudikatif, dan legislatif. Pada saat yang sama Dalihan Na Tolu juga sampai saat ini masih menjadi kerangka dasar kekerabatan masyarakat Tapanuli Bagian Selatan. Hal ini kelihatan jelas dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada acara adat horja siriaon (perkawinan dan mendirikan rumah) dan siluluton (kematian).

Rabu, 29 Februari 2012

Susunan Kabinet Pemerintahan Tradisionil (Huta), dan Dinamika Tranformasi Pemerintahan Di Tapanuli Bagian Selatan

Pada dasarnya sistem ke administrasian masyarakat di Tapanuli Selatan telah terbentuk jauh sebelum Belanda memperkenalkan bentuk ke administrasiannya. Pemerintahan tradisional Tapanuli Selatan yang berdasar pada Dalihan Na Tolu memiliki kurang lebih 25 fungsionaris. Masing-masing fungsionaris memiliki hak dan kewajiban. Para fungsionaris menjalankan tugas secara kolegial sesuai dengan aturan yang telah digariskan bersama dalam rapat-rapat adat di bawah pimpinan Raja Panusunan. Gambaran singkat tentang fungsi dan jabatan tersebut, dapat dilihat seperti Tabel-1 di bawah ini.


Tabel-1 Fungsi dan Jabatan Pemerintahan Tradisionil (huta)

No
Nama Jabatan
Fungsi
1
Raja Panusunan Bulung
Sebagai Kepala adat dan Kepala Pemerintahan
2
Imbang Raja
Wakil Raja Panusunan Bulung
3
Jombeng Raja
Sepadan denganjabatan Mangkubumi di Jawa
4
Pangkalbiri
Sebagai Sekretaris
5
Mutia Raja
Sebagai Bendahara
6
Suhut Raja
Sebagai Juru Bicara
7
Martua raja
Sebagai Panglima Perang
8
Orang Kaya Bayo-bayo
Sebagai penanggujawab urusan Generasi muda
9
Malim Maulan
Sebagai Datu Pangubati
10
Manjuang Kato
Sebagai Wartawan
11
Tungkot Raja
Sebagai Ajudan
12
Goruk-goruk Hapinis
Sebagai Penjaga dan Pemelihara Ketertiban
13
Imbang Lelo
Sebagai Penasihat
14
Barita Raja
Sebagai Intelijen, Penyiasat
15
Tongku Imom
Sebagai penanggujawab urusan Keagamaan
16
Panto Raja
Sebagai Ahli Sejarah dan Sastra
17
Sialang Raja
Sebagai Jaksa
18
Khotib Maraja
Sebagai Juru Penerang
19
Manyusun Dagang
Sebagai Pengawas dan Pembina Penduduk Pendatang
20
Gading Raja
Sebagai Penanggung jawab Urusan Luar Kampung
21
Gading Na Poso
Sebagai wakil dari Gading raja
22
Paima Raja
Sebagai Perunding/Ketua delegasi
23
Mangkampi Raja
Sebagai Hakim Ketua
24
Kahanggi ni Raja
Sebagai Pengawas Ripe-ripe
25
Satia Raja
Termasuk dalam golongan Hulubalang